Winning entries could not be determined in this language pair.There were 11 entries submitted in this pair during the submission phase. Not enough votes were submitted by peers for a winning entry to be determined.Competition in this pair is now closed. |
Permulaan Dalam sekelip mata, suatu masa dulu, Diriku seorang anak kecil, kini meningkat dewasa: Seketika, hidupku bermula! Terlihat dunia dihadapanku – Jadi Berdiri pembajak bersama kudanya Keringat turun membasahi dahi, Pergi meninggalkan lembah sungai Batasan tanaman di lembah bawah sana, Dan terlihat bukit bukau untuk dibajak Namun, bukau batuan memudarkan semangat, Kilat bergantungan di udara, Langit gelap betul-betul di atasnya, jelas kelihatan Menunggu kini, - Biarkan dia membajaknya sekiranya dia mampu! | Entry #30440 — Discuss 0 — Variant: Malaysian
|
Permulaan Di suatu ketika, bertahun yang lalu, Dari seorang budak, aku telah menjadi seorang lelaki: Serta merta kehidupanku telah bermula! Aku melihat dunia di hadapanku – Sepertinya Si tukang bajak yang berdiri di sebelah kuda-kudanya Berpeluh di puncak bukit yang pertama, Setelah meninggalkan tanah sungai Yang beralur di lembah yang rendah, Dan terlihatlah lereng bukit untuk dibajaki, Tanah berbatu yang tandus yang menumpulkan jenteranya, Guruh berdentum di awang-awang, Dan puncak kelam di atasnya, kosong, Menanti kini. - Biarkanlah dia membajaknya jika dia berani! | Entry #29812 — Discuss 0 — Variant: Malaysian
|
Suatu Permulaan Seketika bertahun dulu, Dari budak ku jadi matang: Tetiba hidup mekar berkembang! Bagai tersingkap alas dunia— Maka Berdirinya pembajak di sisi kuda Bersimbah peluh di dahi bukit pertama, Dari tebing sungai ke lembah Beralur-alur cerun dibuatnya, Sedia membajak gunung di depan mata, Tanah tandus batu menghalangi, Di langit guruh bergayut tinggi, Awan hitam berlegar, tiada yang mengasihi, Kian menanti. —Izinkan dia seandai hatinya berani! | Entry #30214 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Permulaan Semuanya satu ketika, dahulu bertahun lamanya, Daripada seorang budak aku menjadi lelaki dewasa: Tiba-tiba kehidupanku bermula! Aku nampak dunia— Maka Pembajak dan kudanya di hadapan Berpeluh keringat di dahi bukit pertama, Meninggalkan tepian sungai Berkerut di lembah bawah, Melihat lereng gunung untuk dibajak, Batu kontangl untuk menumpulkan alatannya, Guruh di langit atas, Dan puncak hitam di atasnya, kosong, Menunggu sekarang. —Biarkan dia membajaknya jika dia berani! | Entry #29099 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Permulaan Bertahun yang lalu, pada suatu ketika, Aku yang dahulunya budak, menjadi seorang pemuda: Tahu-tahu hidupku sudah bermula! Membuka pandanganku pada dunia - Itulah dia Pembajak yang setia di sisi kudanya Lelah di dahi bukit pertama, Meninggalkan lembah sungai rata, Menjadi alur-alur lurah di bawahnya, Serta memerhati lereng pergunungan untuk ditenggala, Batu-batan tandus yang melemahkan jiwa, Mendung berarak di ruang udara, Lalu puncak gunung gelap di atas, bersedia, Kini menanti. -Biarkan dia membajaknya andai dia berani! | Entry #30463 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Satu Permulaan Sekejap saja tahun berlalu, Dari budak lelaki ku menjadi jejaka, Tetiba hidup ku bermula! Seorang pembajak berpeluh berdiri bersama kudanya di kening bukit, Setelah meninggalkan kawasan sungai, Bergelembur di bawah lembah, Dia melihat lereng gunung untuk membajak, Batu tandus untuk menumpulkan bahagiannya, Kilat memancar di langit, Puncak hitam diatasnya tidak tertutup, Penantian kini, -Biarkan dia membajak jika dia gagah! | Entry #30203 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Rintis Sekelip mata, bertahun lalu, Anak lelaki ini menjadi dewasa: Tiba-tiba hidupku bermula! Kulihat dunia di depanku— Jadi Di tepi kudanya Si Penanggala berdiri Keringat menitis di puncak pertama, Ditinggalkan tanah sungai Meliku di lembah sana, Dan melihat lereng untuk ditenggala, Bukit tandus memajal hasilnya, Guntur di langit, Dan mercu hitam di atasnya, gersang, Kini menanti. —Biarkan dia bajak jika berani! | Entry #29120 — Discuss 0 — Variant: Malaysian
|
Permulaan Dalam sekelip mata, tahun berlalu, Aku yang dahulu seorang kanak kanak kini telah menjadi dewasa: Secara tiba-tiba hidupku bermula! Aku melihat dunia di hadapanku — Jadi Pembajak itu berdiri di samping kuda-kudanya Berpeluh di puncak bukit pertama, Setelah meninggalkan tebing sungai, Berkerut di lembah di bawah, Dan melihat lereng gunung untuk dibajak, Batu tandus untuk menumpulkan bahagiannya, Guruh kelihatan di udara, Dan puncak hitam di atasnya, jelas kelihatan, Menunggu sekarang. —Biarkan dia membajak jika dia berani! | Entry #30349 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Permulaan Pada seketika, bertahun-tahun yang lalu, Seorang anak lelaki saya menjadi orang dewasa: Tiba-tiba hidup saya bermula! Saya melihat dunia di hadapan saya— Oleh itu, Si pembajak dengan kudanya berdiri Berpeluh di kening bukit pertama, Setelah meninggalkan kawasan sungai Yang berkerut di lembah di bawah, Dan melihat lereng gunung untuk membajak, Batu tandus untuk membelah bahagiannya, Guruh menggantung di udara , Dan puncak hitam di atasnya, terbiar, Menunggu sekarang. - Biarkan dia membajaknya jika dia berani! | Entry #29308 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Titik Permulaan Dalam satu detik, bertahun-tahun yang lalu, Aku yang jejaka menjadi dewasa: Tiba-tiba hidupku bermula ! Aku nampak dunia di depanku – Seperti Pembajak itu di sebelah kudanya, ia berdiri Penuh peluh di dahi bukit pertama, Setelah meninggalkan tanah pinggiran sungai, Membajak di lembah di bawah, Dan nampak masih ada sepinggiran gunung dibajak, Batu tandus mengurangkan rezeki, Gemuruh petir terapung di udara, Dan kemuncak hitam di atasnya, terdedah, Menanti kini. - Biar dia membajak jika berani. | Entry #30269 — Discuss 0 — Variant: Not specified
|
Permulaan Segalanya dalam sedetik, bertahun lalu, Aku yang dulunya budak, menjadi laki-laki: Sekelip mata hidupku bermula! Aku menyaksikan dunia terbentang di hadapanku— Maka Lelaki pembajak itu, di samping kudanya berdiri Peluh menitis di puncak bukit yang pertama, Telah meninggalkan dataran sungai beralur di lembah nun di bawah, Dan melihat lereng gunung untuk ditenggala, Batu tandus yang akan menumpulkan mata bajaknya, Guruh bergentayangan di angkasa, Juga puncak hitam nan tinggi melepasinya, terpelangah, Menanti kini. —Biarlah dia membajaknya andai dia berani! | Entry #29117 — Discuss 0 — Variant: Malaysian
|